“[Latihan hari Kamis] juga merupakan hukuman keras atas tindakan separatis pasukan kemerdekaan Taiwan dan peringatan keras terhadap campur tangan dan provokasi kekuatan eksternal,” kata PLA.
Beijing menyebut Lai sebagai separatis dan pembuat onar atas pernyataannya di masa lalu yang mendukung kemerdekaan Taiwan.
Tiongkok telah lama mengklaim Taiwan yang mempunyai pemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya, namun pulau ini menganggap dirinya berbeda.
Dalam pidato pelantikannya pada Senin (20/5/2024) lalu, Lai meminta Tiongkok untuk berhenti mengancam Taiwan.
Beijing mengecam pidato tersebut, dan Menteri Luar Negeri Wang Yi menggambarkan Lai sebagai orang yang "memalukan".
Setelah kemenangan Lai dalam pemilu Januari lalu, Beijing mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari Tiongkok. Mereka juga berulang kali menolak tawaran Lai untuk melakukan pembicaraan.
Taiwan mengatakan latihan pada Kamis (23/5/2024) itu menyoroti mentalitas militeristik Beijing].
“Dalam beberapa tahun terakhir, pelecehan yang terus menerus dilakukan oleh pesawat dan kapal Tiongkok telah secara signifikan merugikan perdamaian dan stabilitas global. Latihan militer ini tidak hanya gagal berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan tetapi juga menyoroti mentalitas militeristik agresif militer Tiongkok,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan.