Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tim Penyelamat Evakuasi 229 Jenazah dari Lumpur Akibat Tanah Longsor

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 24 Juli 2024 |12:40 WIB
Tim Penyelamat Evakuasi 229 Jenazah dari Lumpur Akibat Tanah Longsor
Tim penyelamat evakuasi 229 jenazah dari lumpur akibat tanah longsor (Foto: Reuters)
A
A
A

ETHIOPIA - Tim penyelamat sejauh ini telah mengevakuasi 229 jenazah yang tewas akibat dua tanah longsor di Ethiopia selatan.

Tanah longsor terjadi pada Minggu (21/7/2024) malam dan Senin (22/7/2024) pagi, setelah hujan lebat di daerah pegunungan terpencil di zona Gofa.

Pihak berwenang setempat mengatakan pencarian korban selamat terus berlanjut dengan penuh semangat namun jumlah korban tewas masih bisa bertambah.

Rekaman menunjukkan ratusan orang berkumpul di lokasi kejadian dan yang lainnya menggali tanah untuk mencari orang-orang yang terjebak di bawahnya.

Di latar belakang, terlihat lereng bukit yang sebagian runtuh dan sebagian besar tanah merah terlihat.

Kepala pengelola zona Goza, Dagmawi Ayele, mengatakan kepada BBC bahwa korban tewas termasuk orang dewasa dan anak-anak, sementara 10 orang yang diselamatkan hidup-hidup sedang menerima perawatan di rumah sakit.

Dagmawi mengatakan hujan deras menyebabkan tanah longsor pada Minggu (21/7/2024), dan ketika petugas polisi, guru dan penduduk dari desa-desa terdekat dengan panik melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan pada Senin (22/7/2024), tanah longsor kedua terjadi, mengubur mereka juga di bawah lumpur.

 

“Kami masih menggali,” katanya kepada BBC.

Markos Melese, kepala penanggulangan bencana Gofa, mengatakan sejauh ini 229 jenazah telah ditemukan.

Gofa adalah bagian dari negara bagian yang dikenal sebagai Etiopia Selatan, terletak sekitar 320 km (199 mil) barat daya ibu kota, Addis Ababa.

Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Ocha) PBB, Ethiopia Selatan adalah salah satu wilayah di negara itu yang dilanda hujan lebat dan banjir dalam beberapa bulan terakhir.

Namun kejadian tanah longsor dan banjir sudah terjadi sejak lama. Pada bulan Mei 2016, setidaknya 50 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor menyusul hujan lebat di wilayah selatan negara tersebut.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap banjir, namun pemanasan atmosfer yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi.

Suhu dunia telah meningkat sekitar 1,2C sejak era industri dimulai dan suhu akan terus meningkat kecuali pemerintah di seluruh dunia melakukan pengurangan emisi secara drastis.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement