Strategi antisipasi dengan pengkajian terhadap perubahan iklim, untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap sektor pertanian. Adaptasi merupakan tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial untuk menghadapi dampak negatif perubahan iklim.
Ditingkat global, sektor pertanian menyumbang sekitar 14% dari total emisi sedangkan di tingkat nasional sumbangan emisi sebesar 12% (51,20 juta ton CO₂e), dari total emisi sebesar 436,90 juta ton CO₂e, bila emisi dari degradasi hutan, kebakaran gambut, dan dari drainase lahan gambut tidak diperhitungkan.
Apabila emisi dari ketiga aktivitas tersebut diperhitungkan, kontribusi sektor pertanian hanya sekitar 8%. Walaupun sumbangan emisi dari sektor pertanian relatif kecil, dampak yang dirasakan sangat besar.
Secara global Indonesia telah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 834 juta Ton CO₂e (29%) dengan usaha sendiri dan 1,08 miliar ton CO₂e (41%) jika mendapatkan bantuan internasional.
Berdasarkan laporan pemantauan pembangunan rendah karbon (PRK) tahun 2022, Provinsi Bengkulu mampu menurunkan emisi GRK sebesar 8,15 juta ton CO₂eq dari baseline emisi tahun 2022 sebesar 29,32 juta ton CO₂eq.
Kontribusi emisi dari sektor pertanian di Indonesia