Haniyeh sendiri dianggap sebagai seorang tokoh Hamas yang moderat dan pragmatis dalam perjuangan Hamas, dibandingkan beberapa tokoh sayap militer Hamas.
“Warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat juga memandang Ismail Haniyeh sebagai pemimpin moderat yang jauh lebih pragmatis dibandingkan pemimpin lain yang memimpin sisi militer gerakan tersebut,” kata jurnalis Al Jazeera di Gaza, Hani Mahmoud.
Hal lain yang menjadi pertimbangan untuk pemimpin Hamas berikutnya adalah terkait hubungan kelompok perjuangan Palestina itu dengan negara-negara Arab dan Islam.
Terkait kriteria tersebut, setidaknya lima nama yang berpotensi menjadi pengganti Haniyeh, yaitu:
1. Khalil al-Hayya
Khalil al-Hayya adalah wakil kepala biro politik Hamas di Jalur Gaza, dan orang dekat Yahya Sinwar, pimpinan Hamas di Gaza.
Hayya, yang telah berulang kali menekankan pentingnya perjuangan bersenjata, kehilangan beberapa anggota keluarga dalam operasi militer Israel termasuk satu operasi yang menargetkan rumahnya di Jalur Gaza utara pada 2007.
2. Musa Abu Marzuk
Anggota senior biro politik Hamas ini dianggap sebagai tokoh pragmatis seperti juga Haniyeh. Dia mendukung "gencatan senjata jangka panjang" dengan Israel, dan mendukung penerimaan perbatasan Palestina yang dibuat setelah perang Arab-Israel 1967, yang menjadi kontroversi di internal Hamas.
Pada 1990-an ia tinggal di Amerika Serikat, di mana ia ditangkap atas tuduhan mengumpulkan dana untuk sayap bersenjata gerakan tersebut. Ia kemudian tinggal di pengasingan, termasuk di Yordania, Mesir, dan Qatar.