Meski kematian Haniyeh mengejutkan Hamas, kelompok itu diyakini tidak akan terlalu terpengaruh dan akan segera pulih. Pasalnya ini bukan pertama kalinya pimpinan Hamas menjadi korban dari pembunuhan.
Pada 2004, Israel membunuh pimpinan Hamas saat itu, Sheikh Ahmad Yassin, tetapi kelompok Palestina itu tetap kuat, bahkan semakin aktif. Bahkan, pengamat menduga bahwa kematian Haniyeh justru akan membuat Hamas semakin berani dalam melakukan aksi bersenjatanya.
“Secara relatif, di dalam kelompok tersebut (Hamas), Haniyeh telah menjadi kekuatan moderat... Pembunuhannya dapat membuat kelompok garis keras di dalam gerakan tersebut semakin berani,” kata Hugh Lovatt, peneliti di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.
Dan, seperti banyak diperkirakan, kematian Haniyeh juga dikhawatirkan akan memicu konflik yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.
(Rahman Asmardika)