"Di TKP memang hanya 9-10 orang. Setelah itu, pengembangan anaknya sudah pulang. Nggak ada yang kenal. (Dari 9 - 10 orang di TKP) Kenalnya cuma sama yang satu sekolah, Saldi ini, otaknya berarti yang Saldi ini," tukasnya.
Sebelumnya Alfin menerima kekerasan fisik dan dikeroyok oleh 9 orang anggota PSHT di Dusun Petren, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, pada Jumat malam (6/9/2024). Akibatnya Alfin sempat tak sadarkan diri dibawa ke RS Prasetya Husada, Karangploso, sebelum dirujuk ke RST Soepraoen, Kota Malang, untuk mendapatkan perawatan lebih intensif. Tapi nyawanya tak bisa diselamatkan usai dinyatakan meninggal dunia pada Kamis pagi (12/9/2024) di RST Soepraoen, Malang.
(Awaludin)