PYONGYANG - Pada Selasa (15/10/2024), Korea Utara meledakkan jalur jalan dan kereta api yang terhubung ke Korea Selatan. Ini sebagai bentuk protes simbolis terhadap dugaan Korea Selatan yang menerbangkan drone di Pyongyang.
Melansir CBS News, aksi ini mencerminkan ketidaksukaan Kim Jong Un terhadap pemerintahan Korea Selatan dan komitmennya untuk memutuskan hubungan dengan Seoul, sekaligus meninggalkan tujuan mencapai penyatuan Korea secara damai.
Kim Jong Un juga menyebut dugaan penerbangan drone oleh Korea Selatan sebagai provokasi serius. Ia pun menginstruksikan militer untuk mengambil tindakan militer segera. Korea Utara sebelumnya telah menyiapkan artileri dan unit tentara di garis depan untuk menyerang jika terjadi pelanggaran lebih lanjut. Berikut adalah beberapa lokasi yang diledakkan oleh Kim Jong Un, berdasarkan laporan media lokal, sebagaimana dirangkum pada Kamis (17/10/2024):
Pada 15 Oktober 2024, militer Korea Utara meledakkan bagian jalan penghubung di Jalur Gyeongui pada pukul 12.00 siang waktu setempat. Jalur Gyeongui, yang membentang sepanjang 499 km, menghubungkan Seoul dengan Kaesong, Pyongyang, dan Sinuiju, serta sebelumnya digunakan untuk lalu lintas perusahaan di Kompleks Industri Kaesong. Tindakan ini merupakan pertunjukan simbolik untuk menyatakan pemutusan total hubungan antar-Korea di tengah ketegangan yang meningkat.
Beberapa menit setelah ledakan di Jalur Gyeongui, militer Korea Utara juga meledakkan Jalur Donghae, yang menghubungkan wisatawan ke Gunung Kumgang dan terletak di sebelah utara Garis Demarkasi Militer atau Military Demarcation Line (MDL). Dibuka pada 1937, Jalur Donghae menghubungkan Yangyang dan Wonsan sepanjang 180 km, dengan Gunung Geumgang sebagai bagian dari rutenya. Seperti Gyeongui, Donghae merupakan simbol rekonsiliasi yang kini terputus akibat konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Korea Utara juga meledakkan bagian jalan yang tidak terpakai di utara Garis Demarkasi Militer (MDL) yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan. Militer Korea Selatan merespons dengan tembakan peringatan di selatan garis demarkasi. Konflik di Semenanjung Korea semakin meningkat setelah Korea Utara menuduh Korea Selatan mengirim drone dengan selebaran propaganda ke Pyongyang. Dengan meledakkan jalan, Kim Jong Un menunjukkan bahwa dia tidak ingin bernegosiasi dengan Korea Selatan dan secara resmi menetapkan negara tersebut sebagai musuh utama.
Menurut laporan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, pekerja Korea Utara menggali puluhan lubang sepanjang 70 meter di jalan Gyeongui dan di jalan Donghae dengan jarak yang lebih pendek. Lokasi ini berjarak sekitar 10 meter dari MDL.
Mereka mengisi lubang-lubang tersebut dengan beberapa lusin kilogram TNT dan meledakkannya. Kepala Gabungan menyebutkan adanya dua ekskavator dan empat atau lima truk sampah yang digunakan dalam pembongkaran. Meskipun penghalang plastik setinggi 6 meter tidak mampu menghentikan pecahan peluru, dilaporkan tidak ada korban di antara tentara Korea Selatan.
"Militer mengintensifkan pengawasan dan meningkatkan status siaganya. Kami mengeluarkan siaran peringatan dan menanggapi dengan tembakan di selatan MDL," tutur Kepala Gabungan.
(Erha Aprili Ramadhoni)