Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Bagaimana Nasib Gaza dan Ukraina Jika Donald Trump atau Kamala Harris Menang?

Naomi Angelina Panjaitan , Jurnalis-Selasa, 05 November 2024 |13:18 WIB
Bagaimana Nasib Gaza dan Ukraina Jika Donald Trump atau Kamala Harris Menang?
Donald Trump dan Kamala Harris.
A
A
A

Kebijakan Harris terkait Gaza menekankan pentingnya menjaga wilayah Gaza tetap utuh, sementara sebagian besar anggota pemerintah Israel ingin menguasai beberapa wilayah Gaza sebagai “hukuman” atas serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Jika Trump terpilih, Israel mungkin mempertimbangkan untuk mengubah batas wilayah Gaza sebagai tanggapan atas serangan tersebut, seperti yang disampaikan Amit Segal, komentator yang dekat dengan Netanyahu.

Di kalangan rakyat Palestina, banyak yang merasa tidak ada perbedaan besar antara Trump dan Harris. “Trump dan Harris itu sama saja. Tidak akan ada yang berubah. Mereka hanya melihat kita mati,” kata Aladin Abu Haseira, berbicara di luar gudang PBB di Gaza.

Kehancuran di Gaza akibat serangan Israel.
Kehancuran di Gaza akibat serangan Israel.

Jika Trump menang, Israel mungkin akan merasa lebih didukung untuk mengambil alih wilayah Tepi Barat yang saat ini diduduki, tetapi diinginkan oleh Palestina sebagai bagian dari negara merdeka mereka. Trump sebelumnya dikenal sebagai pendukung kuat Israel, sehingga pemerintah Israel merasa lebih berani mengambil langkah ini di bawah kepemimpinannya. Sebaliknya, Kamala Harris akan menentang langkah tersebut karena dianggap menghambat kemerdekaan Palestina.

UKRAINA

Menyadur The New York Times, mantan Presiden Donald Trump, kandidat dari Partai Republik, dan Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat, memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang peran AS dalam perang Ukraina dan aliansi militer NATO yang berfungsi sebagai pelindung dari agresi Rusia. Pejabat Ukraina berupaya menghindari konflik politik di AS, sekutu militer utama mereka, demi menjaga dukungan yang vital.

Trump mengklaim ia bisa membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang bahkan sebelum menjabat. Namun, pandangannya yang negatif terhadap Ukraina, termasuk menyalahkan Presiden Volodymyr Zelensky atas awal perang, menimbulkan kekhawatiran bahwa ia mungkin menghentikan dukungan militer untuk Ukraina.

Saat ditanya mengenai kemungkinan kemenangan Trump, Zelensky menyatakan bahwa ia memahami semua risiko.

“Trump banyak bicara, tetapi saya tidak mendengar dia mengatakan akan mengurangi dukungan untuk Ukraina,” katanya.

Zelensky juga menyadari konsekuensi serius jika bantuan militer AS melemah, karena hal itu akan memberi Rusia kesempatan untuk merebut lebih banyak wilayah. “Jika dukungan itu melemah, Rusia akan merebut lebih banyak wilayah, dan itu akan menghambat kita memenangkan perang,” ujarnya.

 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement