Teguh menerangkan, rekayasa cuaca itu dibiayai oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencapai Rp4 Miliar. Meski begitu, ia menjelaskan bahwa pihaknya juga berjaga-jaga untuk menggunakan biaya tak terduga (BTT) jika anggaran BPBD belum tersedia.
"Kami akan mencoba juga untuk yang berikutnya. Sepanjang masih bisa ditangani oleh anggaran BPBD pakai anggaran rutin BPBD. Tapi kalau anggaran BPBD habis, kami akan menggunakan formula dengan anggaran BTT," ungkapnya.
"Biaya tak terduga, seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kalau saya gunakan BTT, berarti saya harus mengeluarkan kondisi status tanggal darurat. Itu seperti itu," pungkasnya.
(Awaludin)