JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ribuan Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir rob yang disebabkan gelombang pasang air laut melanda Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, pada Jumat, 13 Desember 2024, sekitar pukul 04.30 WIB.
“Banjir ini merendam wilayah Kecamatan Kandanghaur dan Kecamatan Cantigi, menyebabkan kerusakan pada rumah dan lahan pertanian, serta mengganggu kehidupan ribuan warga,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Rabu (18/12/2024).
Aam sapaan Abdul Muhari mengatakan ribuan rumah di tiga desa (Desa Eretan Wetan, Desa Eretan Kulon, dan Desa Kertawinangun) tergenang air dengan kedalaman antara 30 cm hingga 1,10 meter. Selain permukiman, lahan sawah di Desa Bulak juga terendam, dengan sekitar 100 ha diantaranya merupakan lahan produktif yang terdampak akibat jebolnya tanggul Sungai Bendo di pintu saluran pembuangan yang tidak berfungsi, menyebabkan air rob meluap.
“Berdasarkan laporan yang diterima BNPB, sebanyak 4.354 kepala keluarga (KK) terdampak bencana ini, dengan rincian 2.854 KK di Kecamatan Kandanghaur dan 1.500 KK di Kecamatan Cantigi,” kata Aam.
Selain itu, kata Aam, di Kecamatan Kandanghaur, Desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon menjadi yang paling parah, dengan lebih dari 2.300 rumah terendam. Sementara itu, di Kecamatan Cantigi, desa-desa seperti Cemara dan Cangkring juga mengalami kerusakan signifikan.
Meski tidak ada laporan korban jiwa, bencana ini telah mendorong upaya penanganan bencana dari pihak terkait. BPBD Kabupaten Indramayu, bersama dengan Dinas Ketahanan Pangan, telah menyalurkan bantuan logistik berupa mie instan, air mineral, biskuit, beras, dan kebutuhan lainnya untuk membantu masyarakat yang terdampak.
“Relokasi bagi 93 KK dari Desa Eretan Kulon yang rumahnya rusak parah sedang diproses, dengan lokasi relokasi di Desa Kertawinangun yang saat ini sedang dalam tahap pengurugan,” ujar Aam.