Sejak awal 2025, partai yang dipimpin Angela Tanoesoedibjo ini telah memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program MBG sejalan dengan komitmen partai dalam memperjuangkan pemenuhan gizi masyarakat, khususnya anak-anak. Namun, insiden keracunan ini menjadi pengingat keras bahwa program-program pelayanan publik harus dibangun dengan fondasi profesionalisme, keahlian, dan berbasis bukti.
“Insiden ini harus jadi tolak ukur perubahan. Pengelolaan program prioritas harus lebih profesional dan mengutamakan keselamatan masyarakat, bukan sekadar mengejar target angka atau popularitas,” ujar Sri Gusni.
Perindo juga mendorong agar setiap program pelayanan publik memiliki evaluasi terbuka dan partisipatif. Program MBG harus terus diawasi dan ditingkatkan agar dapat benar-benar tepat sasaran, berkelanjutan, dan tidak menimbulkan risiko tambahan bagi masyarakat penerima manfaat.
“Harapan kami, insiden ini tidak berhenti sebagai evaluasi teknis semata, tapi menjadi pelajaran bersama untuk memastikan seluruh program berjalan lebih terukur, berbasis data, dan menempatkan keselamatan masyarakat sebagai prioritas bersama,” pungkas Sri Gusni.
(Arief Setyadi )