Bermula saat Soeharto menginap di kamar presidential suite Hotel Waldorf Towers lantai 41. Saat itu, Soeharto menjabat sebagai Ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di mana kebijakannya sangat berpengaruh bagi anggotanya yang mayoritas negara-negara Timur Tengah.
Atas dasar itulah Perdana Menteri (PM) Israel Yitzak Rabin kala itu ingin menemui Soeharto di hotel tempatnya menginap. Ketika itu Soeharto sedang menerima kunjungan Presiden Sri Lanka.
Sjafrie merupakan salah satu personel Paspampres yang ikut mencegat. Setelah menyampaikan maksud dan tujuannya, PM Yitzak Rabin beserta para personel Mossad itu pun dikawal Sjafrie menemui Soeharto. Namun, saat hendak memasuki lift, terjadi insiden menegangkan.
Pengawal Yitzak Rabin menaruh curiga menolak dan tidak mau satu lift dengan Sjafrie beserta dua personel Paspampres lainnya. Padahal, Sjafrie sudah terdaftar dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB. Itu artinya mereka memang personel resmi pengamanan Presiden Soeharto.
Sjafrie kemudian terlibat adu mulut dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres. Dengan gerakan sangat cepat, pengawal Yitzak Rabin yang merupakan pasukan elite Israel tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya hendak menempelkan moncong senapan ke perut Sjafrie.