Dessy menambahkan, Angela turut memborong sejumlah produk kerajinan seperti aksesori cincin, gelang, kalung, pakaian, dan berbagai produk crafting buatan para penyandang disabilitas.
“Produk-produk crafting ini dibuat oleh teman-teman difabel, seperti penyandang tunarungu, down syndrome, cerebral palsy, tunadaksa, dan tunagrahita,” tutur Dessy.
Dessy menjelaskan, PUKA merupakan singkatan dari Pulas Katumbiri yang berarti Warna Pelangi. PUKA berdiri sejak 2015, dan tahun ini genap berusia 10 tahun. Awalnya, PUKA didirikan untuk menyalurkan minat dan bakat Dessy di bidang kerajinan tangan.
Seiring waktu, karya Dessy mendapat banyak peminat, hingga akhirnya ia mengajak para penyandang disabilitas dari berbagai sekolah luar biasa (SLB) untuk berkolaborasi menghasilkan karya-karya kreatif dan bernilai jual tinggi.
(Awaludin)