Basuki menegaskan bahwa kebun sawit tidak dibangun di lereng curam. Lereng yang digunakan hanya sampai sekitar 15–20%. Di atas itu, sawit memang bisa tumbuh, tetapi tidak ekonomis untuk dikelola.
Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa tidak logis mengaitkan sawit dengan longsor di daerah lereng. Selain itu, praktik budidaya sawit modern banyak dipantau melalui berbagai sistem sertifikasi untuk menjaga kepatuhan terhadap standar lingkungan.
Selain itu, berdasarkan data historis, perkebunan sawit modern umumnya tumbuh di eks kebun karet rakyat, belukar, atau wilayah bekas Hak Pengusahaan Hutan (HPH), bukan dibuka dari hutan primer. Menurutnya, sejumlah stigma yang sering diarahkan kepada sawit umumnya tidak berlandas pada data ilmiah.
“Mulai dari sawit boros air, sawit penyebab banjir, dan lain-lain. Banyak sekali mispersepsi,” ujar Basuki.