Sigit berharap, museum ini dapat menjadi sumber semangat yang diwariskan Marsinah kepada kaum buruh untuk terus mengawal dan memperjuangkan hak-haknya.
“Mengawal dan memperjuangkan hak buruh. Namun tentunya saya selalu sampaikan agar dilaksanakan dengan baik dan terukur, sehingga pesannya sampai dan hak-hak buruh tetap diperhatikan. Di sisi lain, pembangunan, iklim investasi, serta pertumbuhan ekonomi tetap kondusif. Karena kita semua ingin semuanya tetap terjaga,” jelasnya.
Selain itu, Sigit menegaskan pembangunan museum tersebut diharapkan mampu menggerakkan perekonomian masyarakat Desa Nglundo, termasuk mendorong tumbuhnya pelaku UMKM setempat.
“Nanti akan ada kunjungan dari rekan-rekan buruh seluruh Indonesia. Tentunya ini juga akan menghidupkan UMKM, menghidupkan desa itu sendiri, dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat Desa Nglundo,” ucap Sigit.
Museum Marsinah juga diharapkan menjadi sumber kebanggaan daerah, mengingat desa tersebut merupakan tempat kelahiran, pembesaran, sekaligus pemakaman tokoh nasional.
“Ini adalah aset Desa Nglundo, aset Kabupaten Nganjuk, aset Provinsi Jawa Timur, dan aset Indonesia, khususnya bagi teman-teman buruh di seluruh Indonesia. Karena beliau adalah Pahlawan Nasional,” tegas Sigit.