 
                Mundurnya Presiden Yaman sangat disesalkan oleh Amerika Serikat (AS). Negara adidaya ini khawatir akan pengaruh kelompok Houthi di Yaman. Houthi merupakan kelompok pemberontak yang berhaluan Syiah dan mempunyai kedekatan dengan Iran.
“Kami akan mendorong upaya perdamaian di Yaman,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Psaki.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kelompok Houthi berhasil menguasai Istana Kepresidenan Yaman setelah mengalahkan tentara pro pemerintah pada Rabu, 21 Januari. Kelompok Houthi terus menggempur Istana Presiden Yaman sejak Senin, 19 Januari.
Pengunduran diri ini jelas akan membuat situasi di Semenanjung Arab kian memanas, mengingat Raja Abdullah wafat pada Kamis waktu setempat.
(Muhammad Saifullah )