Dalam pertemuan Dewan tersebut, utusan Yaman itu juga memberitahu Dewan Keamanan bahwa gerilyawan melancarkan kudeta terhadap presiden yang dipilih secara konstitusional setelah mereka menduduki ibu kota Yaman, Sanaa.
Dalam pidato pertamanya, sejak melarikan diri dari Sanaa, Presiden Hadi pada Sabtu 21 Maret, mencela perbuatan gerilyawan tersebut sebagai ‘kudeta terhadap keabsahaan konstitusi’ dan mengumumkan Aden sebagai ‘ibu kota sementara’ negeri tersebut.
Pada Sabtu, Hadi menyeru gerilyawan Al Houthi agar meninggalkan Sanaa dan mendesak sekutu mereka agar mundur dari gedung kementerian pemerintah di ibu kota Yaman tersebut.
Kelompok Syiah Al Houthi merebut Sanaa pada September dan menghadapi perlawanan sengit di bagian tengah dan selatan negeri itu dari suku Sunni tangguh dan jaringan Al Qaeda , yang didominasi pemeluk Sunni.
Pada Kamis 19 Maret, Presiden Yaman tersebut dipaksa melarikan diri dari istananya, setelah dua pesawat tempur mengincar tempat tinggalnya di Aden, kata beberapa laporan.