Menurut Arya, elektabilitas parpol besutan Hary Tanoe di kalangan generasi milenial juga terdongkrak oleh migrasi kader-kader muda dari parpol lain ke Perindo.
"Ada Rofiq (Sekjen Perindo) yang migrasi dari Nasdem. Ada juga migrasi dari Hanura. Keunggulan sosialisasi melalui media massa juga diperkuat kader muda," kata Arya.
Keunggulan yang dimiliki Perindo tersebut, lanjut Arya, tergolong lebih utama dari parpol baru lainnya seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Selama ini, tambah Arya, PSI cukup membentuk brand bahwa dirinya partai anak muda. Namun, menurut hasil survei CSIS, popularitas PSI hanya di angka 11,5% sementara Perindo di angka 81,5%.
"PSI punya banyak tantangan. Sebagai partai baru dia tak punya cukup waktu. Basis pergerakan mereka masih di perkotaan," kata Arya.
(Khafid Mardiyansyah)