Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Klaim Zero Kasus Covid-19 Korea Utara Belum Lepas dari Krisis, Ada Apa?

Opini , Jurnalis-Jum'at, 24 Desember 2021 |21:58 WIB
Klaim Zero Kasus Covid-19 Korea Utara Belum Lepas dari Krisis, Ada Apa?
Kim Jong Un (Foto: Ist)
A
A
A

Namun, banyak ahli yang meragukan laporan tersebut. Keraguan itu didasari oleh kondisi rendahnya kualitas sistem kesehatan dan kurangnya pasokan medis yang kronis dalam menangani epidemi. Bahkan situasi ini, justru dapat menimbulkan akibat fatal sekaligus mengkhawatirkan. Keraguan lainnya muncul lantaran eratnya hubungan Korea Utara dengan Tiongkok, negara yang disebut sebagai asal munculnya virus corona.

Meski mengklaim zero kasus terkonfirmasi Covid-19, tidak membuat Korea Utara luput dari masalah serius. Kebijakan menutup diri secara total ditambah situasi sulit akibat pandemi secara global serta sanksi ekonomi internasional membuat negara ini justru kian terpuruk dengan adanya ancaman kelaparan hebat. Sehingga bukan ancaman Covid-19 akan tetapi bahaya kelaparan akibat terisolasi pun menjadi ancaman yang lebih mengerikan.

Apalagi, jauh sebelum pandemi pun, seperti dikutip dari Asia and the Pacific Regional Overview of Food Security and Nutrition 2020 yang dirilis WFP, FAO, UNICEF and WHO pada 2021, negara yang berada di Semenanjung Korea ini kerap dilanda isu kelaparan, namun sikap menutup diri terhadap dunia luar sudah terlanjur menjadi pilihan.

Penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan ancaman krisis pangan dan kelaparan yang dihadapi warga Korea Utara. Anak-anak dan kaum lanjut usia paling rentan kelaparan. Banyak keluarga di Korea Utara bahkan tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Korea membutuhkan setidaknya 1 juta ton beras untuk memasok kebutuhan pangan warga negaranya.

Tomas Oeja Quintana, Utusan Khusus PBB yang ditugaskan mengawasi situasi hak asasi manusia di Korea Utara, dalam laporan kepada Majelis Umum PBB, pada Oktober 2021 menyebutkan bahwa tekanan berat dialami sektor pertanian Korea Utara sehingga berdampak terhadap penurunan produksi pangan.

Sektor tanaman pangan ikut terdampak penurunan impor pupuk dan barang pertanian lain dari Tiongkok karena sanksi PBB dan komunitas internasional terkait dengan program nuklir.

Situasi yang sulit membuat Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bahkan sempat menangis dan menyampaikan permintaan maaf kepada ribuan pendukungnya. "Rakyat kita menaruh kepercayaan setinggi langit dan sedalam laut pada saya, tetapi saya telah gagal untuk selalu memenuhinya dengan memuaskan. Saya benar-benar minta maaf untuk itu.” tutur Kim Jong-un sambil menyeka air mata. Sebuah kesempatan yang menurut pengamat sebagai sebuah peristiwa langka.

Pengakuan kegagalan menanggulangi endemi Covid-19 itu disampaikannya dalam pidato resmi saat menghadiri ulang tahun partai buruh yang ke-75 tahun sebagaimana dipublikasikan oleh kantor berita resmi Korea Utara KCNA pada 12 Oktober 2020.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement