OHIO - Investigasi sedang berlangsung setelah surat perintah penggeledahan di sebuah gereja di Amerika Serikat (AS) menemukan puluhan jenazah yang dikremasi di dalam kotak dan tas biohazard.
Ke 90 jenazah yang dikremasi, yang telah dikaitkan dengan seorang pria yang dituduh "melecehkan mayat", memiliki identitas yang tertulis di wadah-wadah di Greater Faith Missionary Baptist Church di Ohio.
Pendeta gereja, Shawnte Hardin, sudah didakwa atas kesalahan penanganan jenazah tahun lalu tetapi perwakilan hukumnya mengklaim jenazah itu berasal dari "kenalan pendeta" bernama Robert Tate.
 Menurut The Sun, mantan Direktur pemakaman, Tate, dituduh "menyalahgunakan mayat" setelah polisi menemukan 11 mayat di garasinya, Pengacara Hardin, Richard Kerger, mengatakan sisa-sisa kremasi yang ditemukan di gereja disimpan sebagai bantuan untuk temannya, Tate.
"Dia memiliki sejumlah kremasi, saya tidak tahu Shawnte tahu, tetapi dia menelepon dan bertanya apakah boleh menyimpan kremasi ketika dia mencoba menemukan keluarga almarhum,” terang Kerger kepada WBTV.
Baca juga:Â Ketika Peraih Nobel Perdamaian Pilih Pemakaman Aquamation, Kremasi Tanpa Api yang Ramah Lingkungan
Kerger mengatakan pendeta tidak melanggar hukum apapun dengan menawarkan untuk menjaga tetap di "lokasi yang aman, aman dan suci di gereja."
Sejak saat itu Kantor Jaksa Agung Ohio merilis daftar orang-orang yang jenazahnya ditemukan di gereja untuk dihubungi keluarga.
Baca juga:Â Hukum Melakukan Kremasi Jenazah, Ini Penjelasannya Menurut Syariat Islam