Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ini Alasan Rusia Lancarkan Serangan ke Ukraina

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 24 Februari 2022 |18:10 WIB
Ini Alasan Rusia Lancarkan Serangan ke Ukraina
Tank Ukraina terlihat di wilayah Kharkhiv, Ukraina timur setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus, 24 Februari 2022. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (24/2/2022) melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina timur, membuka konflik yang oleh Kiev disebut sebagai “invasi skala penuh” oleh Moskow. 

Selama beberapa bulan sebelumnya ketegangan antara kedua negara telah berada di titik tertinggi setelah Rusia menempatkan ratusan ribu pasukannya di perbatasan dengan Ukraina, menimbulkan kekhawatiran invasi.

BACA JUGA: Putin Umumkan Operasi Khusus Militer Rusia di Ukraina Timur 

Moskow berdalih penempatan pasukan itu merupakan bagian dari latihan militer bersama dengan Belarusia, yang juga berbatasan dengan Ukraina. Namun, Ukraina dan sekutu-sekutu Baratnya, termasuk Amerika Serikat (AS) cemas Rusia akan melancarkan invasi seaktu-waktu meski Moskow berulangkali membantah.

Serangkaian pembicaraan antara Rusia dan negara Barat, yang dilakukan untuk menyelesaikan ketegangan di wilayah, tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Rusia meminta jaminan keamanan dari AS dan sekutu Baratnya, menuntut mereka melarang bergabungnya Ukraina dengan NATO.

Moskow khawatir bergabungnya Ukraina ke dalam NATO akan menjadi ancaman keamanan bagi Rusia. Presiden Vladimir Putin mengatakan Ukraina bisa menggunakan NATO untuk menjustifikasi perang dengan Rusia atas Krimea, wilayah yang dianeksasi Moskow dari Kiev pada 2014.

Namun, tuntutan Rusia itu ditolak oleh NATO dan Barat.

Pada Senin (21/2/2022) Rusia mengumumkan pengakuan atas kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR), dua wilayah di Ukraina timur yang memproklamirkan diri memisahkan diri dari Kiev.

Dalam pidato selama satu jam, Putin mengungkapkan bahwa alasannya mengaukui kedua republik, yang secara kolektif disebut dengan Donbass itu, adalah karena paham neo-Nazi yang meningkat di Ukraina, klan oligarki yang tersebar luas di negara itu, dan pengaruh AS yang menjadikan pemerintah di Kiev sebagai rezim boneka.

Dia juga mengatakan bahwa Ukraina untuk bergabung dengan NATO menjadi ancaman langsung bagi keamanan Rusia.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement