DI tengah hutan hujan Afrika, ada hewan yang membuat kerusakan pada alam sekitar. Dengan melakukan itu, para gajah justru membantu memerangi perubahan iklim.
Saat berjalan dengan susah payah melalui hutan hujan lebat di Afrika Barat dan Tengah, gajah hutan meninggalkan jejak mereka dengan memakan tanaman dan menginjak-injak pohon kecil sepanjang jalur yang ditempuh.
Dengan tinggi badan yang mencapai 3 meter, raksasa lembut ini lebih kecil dari rekannya yang lebih terkenal, gajah sabana, dan merupakan makhluk yang sukar dipahami dan senang menyendiri.
Gajah hutan menyebabkan kekacauan di tengah vegetasi hutan hujan yang rimbun saat ia mencabuti kulit kayu dari pohon-pohon muda, menggali akar di tanah, dan mengunyah dedaunan dan buah-buah beri.
Namun, itu semua justru membantu melestarikan hutan. Dengan membantu hutan menyimpan lebih banyak karbon di pepohonan dan melestarikan salah satu ekosistem penting di planet ini.
Perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia berlomba memangkas emisi mereka dan mengembangkan teknologi inovatif untuk menangkap karbon. Tapi, gajah hutan Afrika sangat efisien dalam menyimpan karbon tanpa bantuan teknologi sama sekali.
Gajah hutan Afrika dikenal sebagai "petani besar hutan" karena kemampuan mereka untuk meningkatkan stok karbon dan menyebarkan nutrisi penting.
Studi pada 2019 menemukan, kebiasaan destruktif gajah membantu meningkatkan jumlah keseluruhan karbon yang tersimpan di hutan hujan Afrika tengah.
Setiap gajah hutan dapat merangsang peningkatan bersih dalam penangkapan karbon di hutan hujan ini sebesar 9.500 metrik ton CO2 per km persegi. Ini setara dengan emisi dari mengendarai 2.047 mobil bertenaga bahan bakar selama satu tahun.
Para ilmuwan awalnya melakukan kerja lapangan di dua lokasi di Cekungan Kongo, satu tempat di mana gajah masih aktif dan satu tempat di mana mereka telah menghilang, dan mencatat perbedaan tutupan pohon dan lebatnya pepohonan.
Mereka kemudian membangun model analisis yang melacak dinamika hutan, seperti biomassa, tinggi pohon dan stok karbon, dan menyimulasikan aktivitas gangguan oleh gajah yang meningkatkan kematian tanaman yang lebih kecil.
Analisis itu menunjukkan, gajah hutan mengurangi kepadatan pohon di hutan, tetapi meningkatkan diameter rata-rata pohon yang tumbuh dan total biomassa di atas tanah.