Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pengakuan Serdadu Myanmar yang Bunuh dan Rudakpaksa Warga Sipil: Saya Tidak Bisa Lupa Teriakannya

Rahman Asmardika , Jurnalis-Senin, 25 Juli 2022 |00:05 WIB
Pengakuan Serdadu Myanmar yang Bunuh dan Rudakpaksa Warga Sipil: Saya Tidak Bisa Lupa Teriakannya
Foto: BBC.
A
A
A

Dia menuturkan bahwa beberapa orang bersembunyi di lokasi yang mereka kira tempat aman. Namun, ketika serdadu mendekat, mereka "mulai berlari dan kami menembaki mereka".

Kopral Aung mengaku regunya menembak dan menguburkan lima pria.

"Kami juga diperintahkan membakar setiap rumah bagus dan layak di desa," tuturnya.

Para prajurit berkeliling di sekitar desa sembari membakar rumah-rumah dan berteriak, "Bakar! Bakar!"

Kopral Aung membakar empat bangunan. Mereka yang diwawancara mengaku total sekira 60 rumah yang dibakar.

Sebagian besar penduduk desa telah kabur, tapi tidak semuanya. Sebuah rumah di tengah desa tidak dihuni.

Thiha mengaku dirinya bergabung dengan militer, lima bulan sebelum penggerebekan terjadi.

Seperti banyak prajurit lainnya, dia direkrut dari masyarakat dan mengaku belum mendapat pelatihan. Kalangan setempat menyebut para rekrutan baru ini Anghar-Sit-Thar atau "tentara bayaran".

Pada saat itu dia dibayar dengan upah yang layak, sebesar 200.000 Khat Myanmar atau sekitar Rp1,6 juta per bulan. Thiha mengingat dengan jelas apa yang terjadi di rumah itu.

Dia menyaksikan seorang gadis remaja dikerangkeng di balik jeruji besi, di rumah yang akan dibakar.

"Saya tidak bisa lupa teriakannya, saya masih bisa mendengarnya di telinga saya dan mengenangnya di dalam hati," papar Thiha.

Ketika dia mengadu kepada kaptennya, dia menjawab, "Saya sudah bilang ke kamu, bunuh semua yang kita lihat".

Mendengar itu, Thiha menembakkan percikan api ke dalam rumah.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement