Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pengakuan Serdadu Myanmar yang Bunuh dan Rudakpaksa Warga Sipil: Saya Tidak Bisa Lupa Teriakannya

Rahman Asmardika , Jurnalis-Senin, 25 Juli 2022 |00:05 WIB
Pengakuan Serdadu Myanmar yang Bunuh dan Rudakpaksa Warga Sipil: Saya Tidak Bisa Lupa Teriakannya
Foto: BBC.
A
A
A

NAYPYIDAW - Sejumlah serdadu militer Myanmar mengaku telah membunuh, menyiksa, dan merudapaksa warga sipil dalam wawancara eksklusif dengan BBC. Untuk pertama kalinya, serdadu-serdadu ini memberi penjelasan rinci tentang berbagai pelanggaran HAM yang mereka sebut diperintahkan dari atasan.

Maung Oo menyangka dirinya direkrut militer Myanmar untuk bertugas sebagai penjaga.

BACA JUGA: PBB Tolak Keberatan Myanmar, Kasus Genosida Rohingya Akan Disidangkan

Akan tetapi, dia justru menjadi bagian dari batalion yang membunuh sejumlah warga sipil yang bersembunyi di sebuah biara pada Mei 2022.

"Kami diperintah mengumpulkan semua pria dan menembak mati mereka. Yang paling menyedihkan adalah kami harus membunuh orang lansia dan seorang perempuan," ujarnya sebagaimana dilansir dari BBC Indonesia

Pengakuan enam serdadu, termasuk seorang kopral, ditambah sejumlah korban mereka memberikan pemahaman yang langka tentang bagaimana militer Myanmar berupaya mempertahankan kekuasaan.

Semua nama dalam artikel ini telah diubah untuk melindungi identitas mereka.

Para serdadu yang baru-baru ini membelot, berada dalam perlindungan sebuah unit Angkatan Pertahanan Rakyat (PDF), sebuah jaringan kelompok milisi sipil yang berjuang untuk mengembalikan demokrasi.

Militer merebut kekuasaan melalui kudeta terhadap pemerintahan pimpinan Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis, tahun lalu. Kini, militer berupaya menumpas pemberontakan bersenjata warga sipil.

BACA JUGA: Sebar Ranjau Darat dalam Skala Besar, Myanmar Dituding Lakukan 'Kejahatan Perang

Pada 20 Desember tahun lalu, tiga helikopter mengitari Desa Yae Myet di Myanmar bagian tengah guna menerjunkan sejumlah serdadu. Mereka diperintahkan melepas tembakan.

Setidaknya lima orang berbeda, yang berbicara terpisah satu sama lain, memberitahu BBC apa yang terjadi saat itu. Menurut mereka, militer mengerahkan tiga regu berbeda. Setiap regu menembak pria, perempuan, dan anak-anak tanpa pandang bulu.

"Saat itu perintahnya adalah tembak apapun yang kamu lihat," kata Kopral Aung di sebuah lokasi rahasia di hutan terpencil Myanmar.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement