Ledakan tersebut, yang menggemakan pengeboman bus yang merupakan ciri khas pemberontakan Palestina antara 2000-2005, terjadi setelah berbulan-bulan ketegangan di Tepi Barat yang diduduki setelah militer Israel melancarkan tindakan keras setelah serangkaian serangan mematikan di Israel.
Seorang juru bicara kelompok militan Palestina Hamas memuji pengeboman yang tampak jelas itu tetapi tidak mengklaim bertanggung jawab.
Juru Bicara Hamas Abdel-Latif Al-Qanoua mengatakan pengeboman itu "akibat kejahatan yang dilakukan pendudukan dan para pemukim".
Ledakan itu terjadi ketika mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bernegosiasi dengan sekutu untuk membentuk pemerintahan sayap kanan baru termasuk anggota partai agama dan sayap kanan.
(Rahman Asmardika)