NEW YORK – Menurut laporan Anti-Defamation League atau Liga Anti-Fitnah, jumlah pembunuhan massal di Amerika Serikat (AS) yang terkait dengan ekstremisme selama sepuluh tahun terakhir tiga kali lebih tinggi dibanding total periode sepuluh tahun lainnya sejak 1970-an.
Laporan yang diberikan kepada kantor berita Associated Press menjelang peluncuran publik pada Kamis (23/2/2023), menunjukkan bahwa semua pembunuhan oleh ekstremis yang diidentifikasi pada tahun 2022 terkait ekstremisme sayap kanan. Jumlah yang sangat tinggi bahkan terkait dengan supremasi kulit putih.
Jumlah tersebut mencakup penembakan massal rasis di sebuah supermarket di Buffalo, New York, yang menewaskan sepuluh warga kulit hitam pada 14 Mei 2022. Lalu penembakan massal yang menewaskan lima orang di klub malam LGBT di Colorado Springs, Colorado pada 19 November 2022.
BACA JUGA: Sepekan Setelah Penembakan Massal, Pameran Senjata Api Ramai Pengunjung Termasuk Anak-Anak
“Tidaklah berlebihan untuk mengatakan kita hidup di zaman pembunuhan massal ekstremis,” bunyi laporan Pusat Ekstremisme di Liga Anti-Fitnah, dikutip VOA.
Ada dua hingga tujuh kasus pembunuhan massal terkait ekstremisme di dalam negeri setiap dekade dari tahun 1970-an hingga 2000-an, tetapi pada tahun 2010-an jumlah itu meroket menjadi 21 kasus.
Tren itu berlanjut dengan lima pembunuhan massal ekstremis pada tahun 2021-2022, sebanyak yang terjadi selama dekade pertama millennium baru.