Laporan itu mencatat bahwa tidak ada polisi yang dibunuh oleh ekstemis pada tahun lalu, atau berarti yang pertama kali sejak 2011.
Laporan itu juga menyatakan dengan memudarnya kelompok ISIS, ancaman utama dalam waktu dekat ini kemungkinan besar berasal dari penembak supremasi kulit putih.
Wakil Presiden Pusat Ekstremisme Oren Segal mengatakan peningkatan jumlah upaya pembunuhan massal merupakan salah satu tren yang paling mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir.
“Kita tidak bisa berdiam diri dan menerima hal ini sebagai norma baru,” tegasnya.
(Susi Susanti)