Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hamas Akan Hentikan Pembebasan Sandera, Tuduh Israel Langgar Gencatan Senjata

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 11 Februari 2025 |09:58 WIB
Hamas Akan Hentikan Pembebasan Sandera, Tuduh Israel Langgar Gencatan Senjata
Foto-foto warga Israel yang disandera oleh Hamas di Gaza. (Foto: Reuters)
A
A
A

YERUSALEM - Hamas pada Senin, (10/2/2025) mengumumkan akan menghentikan pembebasan sandera Israel sampai pemberitahuan lebih lanjut atas apa yang disebut kelompok militan Palestina sebagai pelanggaran Israel terhadap perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang meningkatkan risiko memicu kembali konflik.

Kelompok pejuang Palestina itu dijadwalkan akan membebaskan lebih banyak sandera Israel pada Sabtu, (15/2/2025) sebagai imbalan atas tahanan Palestina dan warga Palestina lainnya yang ditahan di tahanan Israel seperti yang telah terjadi selama tiga minggu terakhir.

Setelah pengumuman Hamas yang tak terduga, keluarga sandera dan pendukung mereka memadati area Tel Aviv yang sekarang dikenal sebagai Lapangan Sandera pada Senin malam untuk menekan pemerintah agar tidak membatalkan kesepakatan tersebut.

"Setiap orang yang tidak seharusnya berada di sana harus pulang sekarang," kata Shoshana Brickman, seorang pengunjuk rasa yang bergabung dengan sekira 2.000 orang dalam demonstrasi yang tidak dijadwalkan itu. "Setiap orang, semua sandera, semuanya."

Hamas mengatakan pihaknya membuat pengumuman tersebut lima hari sebelum pembebasan sandera yang dijadwalkan pada Sabtu sehingga para mediator dapat menekan Israel untuk menegakkan kewajiban gencatan senjatanya dan "menjaga pintu tetap terbuka agar pertukaran sandera dapat dilakukan tepat waktu."

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan tindakan Hamas melanggar gencatan senjata dan ia menginstruksikan militer untuk berada pada tingkat kesiapan tertinggi di Gaza dan untuk pertahanan dalam negeri.

Seorang pejabat Israel mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan kabinet keamanan yang meliputi menteri pertahanan, keamanan nasional, dan urusan luar negeri pada Selasa, (11/2/2025) pagi.

Dua sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters pada Senin bahwa para mediator khawatir akan gagalnya perjanjian gencatan senjata. Qatar dan Mesir menjadi penengah kesepakatan tersebut bersama Amerika Serikat (AS).

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement