Lebih lanjut, Maman menekankan pentingnya peran para pemandu untuk mengingatkan sopir supaya berhati-hati dalam berkendara ketika membawa para jamaah. Ia menyebut para pemandu juga harus aktif mengecek kondisi kendaraan yang dipakai jamaah agar selalu dalam kondisi baik.
"Begitu pula kepada para guides, para muthowif untuk selalu mengingatkan para pengendara untuk tidak ugal-ugalan di jalan. Termasuk juga mungkin guide yang punya tanggung jawab memeriksa kendaraan-kendaraan yang akan dinaiki oleh jamaahnya," ujar Maman.
"Jangan asal pakai kendaraan, jangan asal karena punya harga yang murah akhirnya dipakai dan mengakibatkan kecelakaan. Sekali lagi duka cita yang sangat mendalam bagi korban kecelakaan bus tersebut dan tentu semoga tidak akan ada lagi korban selanjutnya," tutupnya.
Sekadar informasi, bus yang membawa 20 jamaah umrah Indonesia mengalami kecelakaan lalu terbakar di Wadi Qudeid (Madinah-Mecca Road) berjarak sekitar 150 km dari Kota Jeddah pada Kamis 20 Maret lalu.
Sebanyak 6 orang jamaah Indonesia dilaporkan meninggal dunia, salah satunya adalah anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro, Eny Soedarwati. Kecelakaan tersebut juga menyebabkan sejumlah jemaah dari Indonesia mengalami luka-luka, dan kini masih mendapatkan perawatan di rumah sakit Arab Saudi.
(Arief Setyadi )