Tempat produksi itu berada di sebuah distrik terpencil di barat daya Afghanistan. Distrik itu dikenal sebagai wilayah penghasil narkotika.
Munculnya produksi sabu dipicu temuan bahwa ephedra dapat digunakan untuk membuat salah satu bahan utama obat ini, yaitu efedrin.
Ephedra sendiri merupakan ramuan liar yang dikenal warga lokal sebagai oman.
Sebuah tempat jual-beli yang terletak jauh di dalam gurun berfungsi sebagai pusat perdagangan sabu Afghanistan.
Sumber itu berkata, terdapat gundukan besar sabu yang dijual di pasar itu. Dia tidak pernah melihat penjualan dalam skala sebesar itu sebelumnya.
Taliban sebelum ini diketahui mengenakan pajak atas ephedra. Namun baru-baru ini, mereka melarang orang-orang menanamnya. Regulasi itu tidak dipublikasikan secara luas.
Meski begitu, saat ini Taliban masih mengizinkan pabrik sabu untuk beroperasi. Seorang warga Afghanistan yang terlibat dalam perdagangan narkotik ini berkata kepada BBC dengan senyum lebar bahwa larangan ephedra hanya menyebabkan harga grosir sabu berlipat ganda dalam semalam.