50 Tahun Perang Vietnam, Mengapa AS Kalah dalam Perang 1 Dekade dan Telan Jutaan Nyawa?

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 30 Maret 2023 15:26 WIB
Perang Vietnam (Foto: History)
Share :

AS kalah dalam perang di negaranya sendiri

Perang ini sering dijuluki sebagai "perang televisi pertama" dengan masifnya peliputan media yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada 1966, Arsip Nasional AS memperkirakan bahwa 93% keluarga AS memiliki TV. Siaran yang mereka tonton tidak selalu disensor dan kerap dibandingkan dengan perang-perang sebelumnya.

Itu sebabnya, tembakan di sekitar kompleks kedutaan AS di Saigon selama serangan Tet begitu berpengaruh.

Penonton melihat hampir secara langsung bahwa Viet Cong mampu membawa konflik ini langsung ke jantung pemerintahan di bagian selatan, juga di ruang keluarga masyarakat AS.

Sejak tahun 1968 hingga selanjutnya, liputan media sebagian besar tidak mendukung perang. Gambar-gambar warga sipil yang tidak berdosa terbunuh, cacat, dan disiksa ditayangkan di TV dan surat kabar. Banyak orang Amerika merasa ngeri dengan itu dan berbalik menentang perang.

Aksi protes besar-besaran bermunculan di seantero negeri.

Pada salah satu demonstrasi pada 4 Mei 1970, empat mahasiswa demonstran damai di Universitas Negeri Kent di Ohio ditembak mati oleh Garda Pengawal Nasional.

Apa yang disebut sebagai "Pembantaian di Negara Bagian Kent" itu hanya membuat lebih banyak orang menentang perang.

Kebijakan wajib militer yang tidak disukai publik juga berdampak buruk pada moral masyarakat. Begitu pula dengan gambar-gambar peti mati tentara AS yang dipulangkan. Sekitar 58.000 prajurit AS tewas atau hilang dalam perang tersebut.

Menurut Profesor Vu, ini menjadi keuntungan besar bagi utara. Meskipun mereka kehilangan lebih banyak, negara totaliter mereka memiliki kendali mutlak atas media sehingga bisa memonopoli informasi.

"AS dan Vietnam Selatan tidak memiliki kapasitas dan kemauan untuk membentuk opini publik sebagaimana yang bisa dilakukan oleh Komunis," kata dia.

"Mereka memiliki sistem propaganda besar-besaran. Mereka menutup perbatasan dan menekan perbedaan pendapat. Siapa pun yang tidak setuju dengan perang dikirim ke penjara,” lanjutnya.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya