''Hasilnya menunjukkan bahwa di wilayah Bengkulu khususnya di wilayah rupture zone gempabumi 12 September 2007 memiliki nilai b-value yang rendah,'' jelas Sabar.
Menurut Rohadi Et Al 2008, jelas Sabar, wilayah dengan b-value rendah ini berpeluang terjadinya gempabumi besar diwaktu yang akan datang.
Kajian lainnya, tambah Sabar, dilakukan Ardiansyah pada 2014. Ia menghitung, akumulasi stress yang disimpan pasca gempa 12 September 2007. Dimana wilayah Bengkulu menyimpan akumulasi stress yang cukup tinggi.
''Sudah sepatutnya kita selalu meningkatkan kewaspadaan. Kesiapsiagaan dan kewaspadaan selalu kita butuhkan untuk meminimalisir kerugian dan korban jiwa,'' pungkas Sabar.
(Fiddy Anggriawan )