"Saya rasa enggak dalam waktu dekat," kata Evan.
Pada debat lalu, Joko Widodo mengatakan dari informasi yang ia terima, ancaman belum terlihat. "Saya meyakini, dari informasi intelijen strategis yang masuk kepada saya mengatakan, 20 tahun ke depan, invasi negara lain ke negara kita dapat dikatakan tidak ada," ujar Jokowi.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR yang membidangi masalah pertahanan, Lena Maryana, anggota Fraksi PPP, juga membantah klaim Prabowo.
Ia mengatakan potensi gangguan pertahanan memang ada, seperti di kawasan Indo-Pasifik. Tapi pemerintah, ujarnya, siap menghadapi ancaman itu.
"Kita siap dan negara kita dikenal sebagai negara yang sangat besar di kawasa Indo-South Pasific yang tidak bisa diremehkan. Di samping penguatan diplomasi luar negeri, kesiapan alutsista juga ditingkatkan," ujarnya.
Ia menambahkan kualitas alutsista Indonesia tidak tertinggal dibandingkan negara-negara lain.
Haruskah Indonesia menambah alutsista baru?
Dalam debat itu, Prabowo juga mengkritik sistem alusista Indonesia yang kurang canggih. Evan mengatakan kritik Prabowo memang ada benarnya mengingat dalam dunia militer, alusista memiliki kelas yang berbeda-beda.
Ia juga mengatakan masih banyak peralatan yang diproduksi dari tahun 1960-an hingga 1970an, tapi secara bertahap alat-alat itu diremajakan.
"Kita enggak bisa dibilang seperti Singapura dan China yang selalu di ujung terdepan untuk teknologi terbaru dan tercanggih. Kembali ke pertanyaan awal, persoalan kita harus mengikuti perkembangan terakhir juga harus perhatikan aspek fiskal dan anggaran. Dengan segala keterbatasan kita, saya rasa kita sudah lumayan," kata Evan.