Karena kebijakan pemimpin komunis dunia tersebut hari ini kemudian kita melihat bagaimana Ukraina terbelah menjadi dua wilayah yakni Ukraina Barat yang secara geografis dan politik lebih condong ke Barat dan Ukraina Timur (Donbass) yang pro-Rusia karena scara geografis dan politik lebih dekat ke Rusia. Sebelum resmi berdiri sebagai negara republik, Ukraina memang sudah menjadi bagian Uni Soviet selama beberapa dekade hingga kemudian Uni Soviet berantakan menjadi Rusia pada 26 Desember1991.
Perbedaan etnis dan kepentingan menjadikan bangsa Ukraina terperosok ke dalam jurang perpecahan. Di Krimea misalnya, warganya telah beberapa kali melakukan referendum untuk menentukan nasibnya demi terlepas dari Ukraina. Dilansir buku The Crimea Question: Identity, Transition, and Conflict karya Gwendolyn Sasse, lebih dari 90 persen warganya ingin Krimea kembali menjadi wilayah otonom di bawah pemerintah Rusia.
Baca juga: Rusia Disebut-sebut Akan Serang Ukraina Setelah Tanggal 20 Februari
Krimea dihuni oleh etnis Rusia sebagai penduduk mayoritas tak lepas dari kebijakan Stalin yang menyebarkan etnis Rusia ke kawasan ini ketika pemimpin Uni Soviet tersebut berkuasa pada era 1940-an. Etnis Rusia kala itu menggusur etnis Tartar yang merupakan bangsa Turki nomaden yang telah menempati kawasan itu sejak abad ke 14-15.
Baca juga: Khawatir Invasi Terjadi Rusia Minta NATO untuk Tenang, Peningkatan Pasukan Hanya Mitos
Etnis Tartar yang beragama Islam di bawah tekanan Uni Soviet kala itu terpaksa harus bermigrasi ke kawasan Asia Tengah dan digantikan oleh etnis Rusia yang berideologi komunis. Etnis Tartar sebenarnya, banyak yang kembali ke Krimea seiring runtuhnya kekuasaan Stalin, namun secara jumlah mereka tentu saja kalah banyak dengan etnis Rusia yang kini secara mayoitas mendiami semenanjung Krimea. Secara geopolitik, Krimea yang berada di bibir laut hitam memiliki arti penting bagi kepentingan ekonomi Rusia dalam memasok komoditas ekspor Rusia terhadap Eropa melalui jalur laut.
Selain di wilayah Krimea, kantung-kantung pro-Rusia juga tersebar di kawasan Donbass (Ukraina Timur) seperti Donetsk dan Luhansk yang pernah memerdekakan diri dari Ukraina pada 2014. Bagi Ukraina meskipun wilayah-wilayah tersebut dihuni oleh etnis Rusia namun secara territorial merupakan kawasan sah Ukraina dan memperlakukan gerakan warganya sebagai aksi separatisme, sementara bagi Rusia operasi di wilayah Ukraina tersebut dalam upaya melindungi etnis Rusia yang pernah mekakukan referendum untuk menjadi bagian dari Rusia.