Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jangan Termakan Isu, Cek di Sini Apa dan Bagaimana Konflik Rusia Kontra Ukraina

Opini , Jurnalis-Sabtu, 19 Februari 2022 |20:08 WIB
Jangan Termakan Isu, Cek di Sini Apa dan Bagaimana Konflik Rusia Kontra Ukraina
AS siagakan pasukan hadapi kemungkinan invansi Rusia ke Ukraina (Foto: US Army)
A
A
A

Ini yang Bakal Terjadi Jika Perang Terbuka Ukraina Melawan Rusia Pecah

Melihat konstalasi politik yang terus berkembang dan kian kompleks serta melibatkan lebih dari dua negara tersebut, tidak heran jika muncul prediksi bahwa PD III akan segera pecah. Tapi benarkah perang yang ditakutkan dunia internasional itu benar-benar terjadi? Jika ya, seberapa besar kemungkinannya.

Jika benar-benar terjadi, perang yang melibatkan negara kaya minyak seperti Rusia (dan belakangan juga terjadi di Timur Tengah) tentu akan mempengaruhi produksi dan distribusi minyak dunia. Gangguan rantai pasok minyak akibat konflik bersenjata bisa membuat harga meroket karena kelangkaan minyak di pasar dunia tidak terhindarkan. Sejak gonjang-ganjing perang mengemuka, dampaknya sudah dirasakan secara global, minyak brent dunia sudah merangkak naik hingga U$D90/ barel, angka tertinggi sejak 2014.

Terlepas dari kepentingan politik dan ideology antara kekuatan Barat dan Timur, Barat dalam hal ini Eropa juga turut terdampak atas konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina karena sebenarnya di antara mereka memiliki hubungan ekonomi yang saling ketergantungan. Dalam hal pasokan energi misalnya, Rusia adalah negara merupakan pemasok utama energi migas negara-negara Eropa. Benua biru yang semakin dilanda krisis energi sejak beberapa tahun terakhir membutuhkan pasokan energi dari Rusia. Pun begitu, Rusia membutuhkan Ukraina karena negara tersebut merupakan lokasi jalur gas utama Rusia mengalir menuju Eropa dan menjadi sumber pundi-pundi rubel Rusia.

Baca juga: Rusia dan NATO Gagal Capai Kesepakatan, Polandia Ingatkan Potensi Pecahnya Perang

Konflik Ukraina versus Rusia yang ramai dibicarakan akan mengarah ke PD III sebenarnya masih terbuka untuk diselesaikan secara damai melalui jalur diplomasi. Sebagaimana diatur dalam pasal 2 ayat (4) Piagam PBB tentang negosiasi, mediasi, konsiliasi, arbitrase, dan judicial settlement. Langkah progresif yang belakangan juga terus dilakukan para pihak terkait. Rusia misalnya, mengadakan pertemuan bilateral dengan Prancis di Kremlin pada 7 Februari lalu. Pertemuan yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Emmanuel Macron tersebut membahas krisis Ukraina dan masalah keamanan di Eropa. Pertemuan ini disebut-sebut sebagai upaya Rusia untuk mencari dukungan negara-negara Eropa dalam menghadapi tekanan AS.

Baca juga: Tegang dengan NATO, Rusia Siap Kerahkan Rudal Nuklir Jarak Menengah di Eropa

Selain itu, Rusia juga akan kembali menggelar pertemuan kedua kalinya dengan AS dalam waktu dekat setelah pertemuan pertama mengalami jalan buntu. Pada Kamis, (17/02/2022) Menlu Antony Blinken secara resmi manyatakan kesiapannya memenuhi undangan pertemuan Menlu Rusia Sergey Lavrov dengan catatan Rusia tak melakukan invasi terhadap wilayah Ukraina.

Melihat upaya negosiasi yang ditempuh secara damai akhir-akhir ini membawa harapan terciptanya perdamaian di antara pihak yang bertikai. Bagaimanapun terlalu mahal ongkos yang harus dibayar jika perang terbuka benar-benar terjadi mengingat interdependency atau ketergantungan Eropa terhadap Rusia dan sebaliknya yang cukup tinggi dan saling menguntungkan. Hubungan itu tentunya akan porak-poranda dan merugikan kedua belah pihak bahkan akan menjalar ke negara-negara lain yang tidak terlibat secara langsung.

Lebih dari itu, seperti dikutip dari international conflict and security law; Essays In Memory Of Hilaire Mccoubrey bahwa perang adalah kejahatan kemanusiaan yang amat dahsyat karena di dalam praktiknya banyak sekali terjadi pelanggaran terutama HAM hal itu sebagaimana terjadi pada PD I dan II yang telah melibatkan bangsa-bangsa Eropa. Jus ad bellum dan jus in bello dalam perang adalah sebuah kenisyaan. Nah Jadi bagaimana, masih menyimpulkan perang Rusia dan Ukraian benar-benar pecah.

Penulis:

Yaomi Suhayatmi Jurnalis MNC Media-Pemerihati Isu Ekonomi Politik Internasional

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement