MILITER di Kota Kharkiv mampu menghalau iring-iringan kendaraan lapis baja Rusia pada beberapa hari pertama invasi. Namun, sejak saat itu, kota tersebut dihantam serangan udara dan gempuran artileri setiap malam. Kejadian itu menyebabkan puluhan warga sipil tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Wartawan BBC Quentin Sommerville dan juru kamera Darren Conway meliput selama satu pekan bersama pasukan Ukraina yang mencoba menahan laju tentara Rusia. Korban pertama dalam perang adalah waktu.
Baca Juga: Presiden Ukraina Peringatkan Rusia Akan Segera Butuh Koridor Kemanusiaan
Tanyakan kepada serdadu muda di garis depan, kapan serangan terjadi? Atau kepada perempuan tua yang berbaring di ranjang Rumah Sakit, kapan rumahnya kena gempuran artileri?
Mereka akan melihat Anda dengan tatapan kebingungan. Apakah 24 jam lalu? Atau 48 jam lalu? Hari-hari sudah bercampur menjadi satu, kata mereka.
Di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, waktu bersifat elastis. Kota itu dekat perbatasan Rusia sehingga gempuran artileri dan serangan pesawat tidak berhenti.
Bagi warga kota tersebut, dua pekan terakhir seakan berjalan lama dan tak henti tapi suasana damai rasanya seperti kemarin.
Baca Juga: Rusia Peringatkan Sanksi Barat Dapat Picu Stasiun Luar Angkasa Internasional Jatuh