Beberapa tetangga yang menemani Singh ke desa itu memberi tahu bahwa pria itu memang adalah putranya, lalu membawanya pulang.
"Mata saya rusak dan saya tidak bisa melihatnya dengan jelas. Kalau kalian bilang dia adalah anak saya, saya akan membawanya," kata Singh kepada orang-orang itu, menurut catatan polisi.
Empat hari kemudian, kabar tentang kepulangan putranya sampai ke istri Singh, Ramsakhi Devi, yang pada saat itu sedang berkunjung ibu kota Negara Bagian, Patna, bersama putrinya, Vidya.
Dia pun bergegas kembali ke desa dan begitu tiba, dia menyadari bahwa pria itu bukan lah putranya.
Menurut Ramsakhi Devi, Kanhaiya memiliki "bekas luka di sisi kiri kepalanya" yang tidak ditemukan pada pria ini.
Pria ini juga tidak mengenali guru yang dulu mengajarnya di sekolah. Meski demikian, Singh yakin bahwa pria itu adalah putra mereka.
Beberapa hari pasca-kejadian itu, Ramsakhi Devi pun melaporkan pria itu atas kasus peniruan identitas.
Pria itu sempat ditangkap dan dipenjara selama satu bulan sebelum akhirnya dibebaskan dengan jaminan.
Selama empat dekade berikutnya, terjadi kisah-kisah penipuan yang mengerikan di mana seorang pria berpura-pura menjadi putra tuan tanah yang hilang dan hidup bersama mereka.
Bahkan dengan status hukumnya yang dalam jaminan, pria itu masih bisa mendapatkan identitas baru, berkuliah, menikah, juga memiliki sejumlah identitas palsu.
Dengan identitas-identitas palsu itu, dia mengikuti pemilu, membayar pajak, merekam data biometrik untuk KTP, memiliki lisensi kepemilikan senjata, hingga menjual properti keluarga Singh seluas 37 hektare.
Dia menolak memberikan sampel untuk tes DNA agar bisa dicocokkan dengan putri dari Singh untuk membuktikan bahwa mereka adalah saudara kandung.