Drama di pengadilan mencapai klimaksnya dengan pembelaan yang menunjukkan sebuah sertifikat kematian atas nama Dayanand Gosain.
Namun data yang tercantum di dalam sertifikat itu tidak konsisten. Sertifikat itu diterbitkan pada Mei 2014, tapi menyatakan bahwa Gosain meninggal pada Januari 1982.
Seorang polisi, Chittaranjan Kumar, mengatakan bahwa dia tidak menemukan catatan kematian Gosain setelah memeriksa data di wilayah itu.
Pejabat setempat juga menyatakan kepadanya bahwa sertifikat itu "jelas palsu". Menurut Kumar, "sangat mudah mendapatkan dokumen palsu di sini".
Pengadilan pernah bertanya kepada para saksi dari pihak Gosain, mengapa sertifikat kematian dibuat 32 tahun setelah kematian. Mereka juga membantah bahwa itu adalah pemalsuan.
"Untuk membuktikan dirinya sebagai Kanhaiya, Gosain membunuh dirinya sendiri," kata Hakim Mishra.
Bukti yang memperkuat kebohongan Gosain adalah penolakannya untuk memberikan sampel DNA. Padahal permintaan sampel DNA pertama kali diajukan oleh penuntut pada 2014.
Selama delapan tahun dia menahan diri dan baru pada Februari lalu dia menyampaikan secara tertulis penolakan untuk memberikan sampelnya.
"Tidak ada bukti lain yang diperlukan sekarang," kata pengadilan. "Terdakwa tahu bahwa tes DNA akan mengungkap klaim palsunya."
"Beban pembuktian terletak pada terdakwa untuk membuktikan identitasnya," tambah hakim.
Menurut sejumlah pengacara, kebohongan Gosain bisa jadi hanyalah puncak gunung es.
Pengadilan meyakini ada kongkalikong yang lebih luas melibatkan sejumlah orang Murgawan yang membantu "menempatkan" Gosain ke dalam keluarga Singh sebagai putranya yang hilang.
Hakim menduga bahwa orang-orang ini kemungkinan membeli tanah milik keluarga Singh yang kemudian dijual oleh Gosain sebagai pewarisnya. Sayangnya, tuduhan itu belum diselidiki.