Usia kandungan sudah lebih 8 bulan lebih yang artinya, bisa kapan saja istrinya melahirkan. Suatu hari Doni mendatangi Oni dan bertanya, “Oni, saya perhatikan kamu seperti ada beban. Ada apa? Bicara saja,” begitu Doni menyapa Oni.
Awalnya Oni menutupi bahwa istrinya sedang hamil. Ia menjawab semua baik-baik saja. Namun, Doni tidak percaya begitu saja.
Saat dicecar, baru Oni menceritakan ihwal istrinya yang tengah hamil tua. Setelah tahu, Doni langsung meminjamkan telepon seluler, yang ketika itu masih relatif langka.
“Problemnya adalah tempat latihan kami sangat terpencil, sehingga harus bersusah payah mencari signal,” katanya.
Doni Monardo memang sosok yang terkenal keras. Namun, bukan yang berarti marah sekonyong-konyong. Setelah marah ia kerap memberitahu apa yang salah dan bagaimana seharusnya.
“Pak Doni terkenal keras, galak. Tapi sekeras dan segalak-galaknya Pak Doni, bukan marah yang mengada-ada. Selalu ada dasar. Setelah marah, diberi tahu salahnya di mana dan bagaimana seharusnya. Beliau memberi solusi sekaligus keteladanan. Terus terang, pola kepemimpinan pak Doni yang sampai sekarang menjadi mindset saya,” katanya.
Oni mengaku selama berinteraksi dengan Doni Monardo tidak pernah dimarahi. Sampai suatu ketika, Oni sempat bertanya, “Kenapa komandan tidak pernah memarahi saya.” Doni tersenyum, dan menjawab, “Ya itu artinya saya tidak pernah menemukan kesalahan yang kamu perbuat.”