Meski begitu, Rudy Soik melawan dan menyatakan siap buka-bukaan. Rudy Soik mengaku sudah mengantongi banyak bukti, termasuk keterlibatan oknum polisi pada jaringan mafia BBM bersubisidi yang disebut sudah ada lama di NTT. Gilang mendukung Rudy Soik untuk mengungkap penemuannya.
“Kita pasti dukung kerja-kerja yang dilakukan penegak hukum, apalagi ini berkaitan dengan kepentingan rakyat. Saya yakin masyarakat NTT juga ingin agar pengusutan kasus ini diteruskan,” tukasnya.
Menurut Rudy Soik, ada banyak kejanggalan dalam penyelidikan pemberantasan mafia BBM di NTT. Selain sanksi kode etik yang ia terima, sebanyak 12 anggotanya yang terlibat dalam penindakan kasus BBM bersubsidi semuanya dimutasi ke luar Polres Kupang.
"Ini kan menimbulkan pertanyaan besar, mengapa justru penegak hukum yang mengungkap kasus dihukum? Keberanian saudara Rudy melawan institusinya sendiri juga menunjukkan ada banyak masalah di dalam internal kepolisian di NTT,” urai Gilang.
Gilang mengatakan, komitmen dan keberanian Rudy Soik dalam menegakkan keadilan demi rakyat di tengah maraknya praktik mafia BBM yang merusak kesejahteraan dan perekonomian rakyat seharusnya mendapat dukungan, apalagi Rudy Soik dikenal sebagai salah satu perwira Polri berprestasi.
“Sekarang karena masalah-masalah tidak jelas yang seperti dibuat-buat untuk menjatuhkan suadara Rudy justru membuat para mafia BBM bersubsidi bebas berkeliaran. Ketidakpekaan Polda NTT dalam hal ini yang justru fokus pada hal lain harus jadi pertanyaan,” paparnya.