"Banyak pihak berharap bahwa perubahan retorika ini diikuti dengan evaluasi berkala dan transparansi agar Polri tak hanya berubah di kata, tapi juga di pelaksanaan di lapangan," imbuhnya.
Polri pun sempat mengundang Hong Kong Police Force untuk mencari referensi. Lewat pendekatan baru ini, Polri akan memfasilitasi jalur komunikasi antara massa pengunjuk rasa dan institusi yang menjadi sasaran unjuk rasa.
Dengan adanya dialog bisa menjamin aspirasi tersampaikan dengan baik. Upaya ini juga untuk mencegah distorsi atau potensi penyalahgunaan momentum unjuk rasa untuk kepentingan pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab.
(Arief Setyadi )