JAKARTA - Kenapa api lithium saat kebakaran di Gedung Terra Drone di Cempaka Putih, Kemayoran, Jakarta Pusat, sulit padam? Okezone akan mengulasnya secara lengkap dalam artikel kali ini.
Diketahui, kebakaran yang mengakibatkan 22 orang meninggal dunia, diduga dipicu ledakan baterai drone berjenis lithium-ion.
Baterai jenis ini digunakan di berbagai perangkat seperti HP, laptop, power bank, drone, hingga mobil listrik. Baterai ini memiliki risiko mudah meledak dan terbakar.
Dilansir beragam sumber, Rabu (10/12/2025), baterai lithium memiliki efisiensi tinggi dan ukuran ringkas, namun di balik keunggulannya tersimpan risiko besar seperti mudah terbakar dan berpotensi meledak.
Sebagian besar insiden ledakan adalah thermal runaway atau pelarian panas, dimana kondisi suhu dalam baterai meningkat tidak terkendali dan memicu reaksi berantai yang menghasilkan panas, gas, dan akhirnya terjadi ledakan.
Setelah proses ini terjadi, energi yang tersimpan dalam baterai akan dilepaskan secara cepat dan agresif, membuat kebakaran sulit dihentikan.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan baterai lithium meledak. Salah satunya kesalahan penggunaan saat pengisian daya yang tidak benar.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyoroti pembangunan Gedung Terra Drone yang tak sesuai aturan.
"Sebenarnya gini, problem utamanya adalah kalau semuanya menaati aturan pasti tidak terjadi. Ini kan pasti dibangun tanpa aturan," ujar Pramono di Hotel Mulai Jakarta.
Pramono juga telah meninjau lokasi kebakaran dan melihat tangga darurat pada bangunan itu tidak sesuai prosedur pembangunan. Hal ini yang menyebabkan puluhan orang terjebak di dalam gedung.
"Kalau saya lihat struktur dan sebagainya, pasti mereka melanggar aturan. Karena apa? Tangganya kecil banget, dan itu yang menyebabkan beberapa orang yang enggak bisa turun ke bawah," pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )